Senin, 22 Februari 2016

SURAT TERBUKA UNTUK PENDAMPING PKH MANGGARAI TIMUR


Borong, 6 Februari 2016

Dear Pendamping,
Seakan waktu tidak dapat diajak kompromi. Semakin dia dikejar, semakin ia berlari. Entah sampai kapan, yang pasti waktu itu berlari mengitari peradaban. Terkadang kita terdiam dalam lingkaran penuh optimisme, tapi kadang juga pesimisme menghantui. Kadang juga kita menggurui waktu dalam situasi tertentu untuk melegalkan keinginan, namun waktu akan terus berlari tanpa henti. Kita mungkin akan berhenti sejenak, sekedar mengais kerinduan yang terberi pada secangkir kopi atau sebatang rokok atau pada sapaan anak-anak saat kita pulang rumah usai bergelut dengan lintasan yang mengerikan atau pada sekumpulan orang yang sedang bertukar cerita atau pada media sosial yang selalu mengundang tawa, kesedihan, kegundahan, kegalauan dan mem-bully kita, jika kita tidak selektif.

Dear Pendamping,
Sudah hampir setengah dari Bulan Februari, kita semua bergelut dengan pekerjaan. Kalian bergelut dengan medan penuh terjal. Jatuh dan bangun. Kebisingan kota ditinggal sebentar. Aroma khas perkampungan dan lintasan terjal imbangi perjlanananmu semua. Tidak ketinggalan juga, dureng[1] mengamuk, angin yang disertai angin menghampiri perjalanan, ancaman bencana di jalur lintasan perjalanan kita menemani setengah dari Bulan Februari. Lintasan perjalananmu semakin tidak nyaman. Mantel bertuliskan PKH Kementrian Sosial, pemberian setahun lalu mungkin masih melilit di ragamu. Atau mungkin, mantel bercelana yang menutup sampai ujung kakimu. Atau mungkin, tanpa mantel kalian berjalan.
Di media sosial Facebook, foto kalian terpampang rapi. Balutan busana PKH memberi sinyal kepada semua orang siapa kalian. Seakan ingin sekali bertanya dan berceloteh ria, seberat inikah pekerjaanmu? Seberapa gajimu, sampai-sampai harus menghadang maut dan meninggalkan istri dan anak untuk beberapa hari? Tidak! Mungkin ini jawaban yang pas. Menjadi Pendamping PKH bukan soal berat ringan pekerjaan, bukan juga soal seberapa besar gaji yang diterima, bukan juga untuk mendapat pujian dari istri, anak atau orang lain, bukan juga moment untuk menarik massa. Pendamping lahir dari komitmen. Komitmen untuk kemanusiaan. Hanya segelintir orang yang punya komitmen untuk kemanusiaan. Jika dihitung secara matematis, gaji bulanan yang kita terima tidak sebanding dengan pekerjaan kita. Sebagai ratio pembanding, Pendamping yang tinggal di Borong dan melayani pendampingan di daerah Elar dan Elar Selatan atau di Pantura (Dampek dan Pota) harus berjalan sehari penuh untuk sampai pada tempat tujuan. Seberapa besar akibat yang akan ditimbulkan. Namun, bukan itu yang kita butuhkan, namun komitmen untuk kemanusiaan menjadi senjata pemungkas meraih kesejahteraan. Kita bukan sedang berspekulasi atau meng-kalkulasi untung dan ruginya. Namun, fakta menunjukkan dan menjawabi komitmen bersama kita. Seandainya dulu, kita tidak punya komitmen, entahlah apa yang terjadi. Bisa jadi kita terperangkap dalam mekanisme asal jadi. Regulasi menjadi tontonan semu. KSM menjadi biola tak berdawai.

Dear Pendamping,
Kemarin ketika saya membuat Rencana Tindak Lanjut PKH Manggarai Timur menjawabi tuntutan Pengendalian Bisnis PKH, saya memutar otak mencari titik acuan. saya sampai pada titik, dimana saya menjadi tercengang, terperangah dan sampai pada celoteh ringan,,wah..ternyata ini lebih mengerikan ketimbang yang kami rasakan selama ini. Saya tersentak membaca regulasi PKH di luar negeri. Sengaja saya tidak membandingkan dengan PKH di wilayah Indonesia, karena regulasinya sama dan yang membedakannya adalah pengalaman di lapangan.
Program Keluarga Harapan sudah ada dan berkembang cukup lama di luar negeri. Mereka menyebutnya Conditional Cash Transfers. PKH yang paling sukses adalah CCT di Brasil, Cile dan Mexiko sementara India dan Cina masih dalam proses pencapaian target Nasionalnya. Dalam Working Paper Internasional Proverty Centre digambarkan secara komprehensif tentang perkembangan PKH di Brasil, Cile dan Meksiko. Sergei Soares;  Rafael Guerreiro Osório; Fábio Veras Soares; Marcelo Medeiros and Eduardo Zepeda merupakan peneliti di Institute of Applied Economic Research, IPEA dan International Poverty Centre, IPC/UNDP yang meneliti tentangkeberadaan CCT di tiga negara tersebut. Mereka meramunya dalam tulisan yang berjudul Conditional Cash Transfers In Brazil, Chile And Mexico: Impacts Upon Inequality yang sudah dimuat di Jurnal IPC pada April 2007.
            Persoalan kemiskinan  yang melanda sebagian Negara di Amerika Latin, mengingatkan kita akan persoalan ketikadadilan sosial. Keatidakadilan sosial menjadi Trending Topic wilayah Lionel Messi, dkk. Stratifikasi sosial yang melilit wilayah ini membawa dampak pada kemiskinan, penderitaan dan ketidakadilan sosial. Sebagai bentuk tanggung jawab Pemerintah, sebagian negara di Amerika Latin meliuncurkan program bantuan sosial. Salah satunya adalah Program Keluarga Harapan. Menurut Sergei Soares, dkk CCT/Program Keluarga Harapan (untuk Indonesia) lahir dari berbagai persoalan Bangsa, seperti kesulitan fiskal, lembaga kerjasama multilateral dan bilateral, yang ingin membebaskan diri dari stigma birokrasi rumit pekerjaan yang memiliki dampak yang kecil pada orang miskin, kapitalisme global dan stratifikasi sosial. Inilah yang menyebabkan menjamurnya orang-orang miskin di Amerika Latin.
Program Keluarga Harapan di wilayah Amerika Latin baru mulai tahun 2000-an. Berikut ini dibeberkan tiga negara yang menjalankan PKH.

1.      BRASIL: The Bolsa Família
Brasil merupakan salah satu negara yang masuk dalam Kategori negara miskin di dunia. Untuk menunjang kehidupan masyarakatnya Pemerintah Federasi Brasil meluncurkan program yang diberi nama The Bolsa Familia. bantuan sosial ini bersifat tunai bersyarat. CCT di brasil di-lounching pada Oktober 2003 yang diperuntukkan untuk warga miskin dengan ketentuannya adalah keluarga yang masuk dalam kategori, yaitu Bumil, balita, apras, SD dan SMP. Kisaran bantuan yang diperoleh oleh keluarga penerima bantuan bervariasi. Pemerintah Brasil membaginya sesuai dengan jenis tingkat kemiskinannya, yaitu pertama, keluarga dalam kemiskinan ekstrim (dengan pendapatan per kapita per bulan di bawah R $ 50 /680,500,-, kurs rupiah per 5/2/2016 sebesar 13,610,00) menerima bantuan dari The Bolsa Familia sebesar R $ 50 (Rp 680,500/ setiap bulan. Namun, ada keluarga yang masuk dalam golongan ini menerima bantuan sebesar R $ 95 ($ 91 PPP) adalah jumlah tertinggi ditransfer oleh Bolsa Familia untuk keluarga dalam kemiskinan ekstrim. kedua, Keluarga miskin sedang (dengan pendapatan bulanan per kapita antara R $ 50/Rp 680,500,-, dan R $ 100/Rp 1,361,000,-) hanya menerima R $ 15 Rp 217,760,-) / bulan per anak atau wanita hamil, juga untuk maksimal tiga anak-anak atau perempuan. Jadi, jumlah R $ 45 (Rp 612,450,-) adalah nilai tertinggi ditransfer ke keluarga cukup miskin. Teman-teman, tinggal dikalkulasi berapa setahun jumlah bantuan per KSM. PKH sebagai program bersyarat ditentukan oleh tingkat kehadiran anak-anak di Sekolah dan Faskes.

2. Chile: Chile solidario
Chile Solidario diciptakan pada Mei 2002 sebagai sistem perlindungan sosial yang ditargetkan pada orang-orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrim. Tujuannya adalah untuk membantu 225.000 keluarga (dari total populasi sekitar 16 juta orang) diidentifikasi sebagai yang hidup dalam kemiskinan ekstrim menurut data dari Casen
2000, National Household Survey Chili. Chili Solidario memiliki tiga komponen: i) Dukungan keluarga dan transfer tunai bersyarat (Bono de proteccion a la Família - Programa Puente); ii) subsidi Moneter: Subsidio Único Familiar (subsidi Keluarga), subsidi air minum, dan cacat dan tua non-iuran pensiun (pasis); dan iii Prioritas akses ke program perlindungan sosial lainnya. Pada tahun 2003, nilai adalah 10.500 peso ($ 33/Rp 449, 130,-) per bulan selama enam bulan pertama dalam program; nilai Subsidio Único akrab selama enam bulan terakhir dari program ini adalah 3.716 peso ($ 12/Rp 163,320,-).

3. Mexico: Oportunidades
Oportunidades adalah program CCT terkenal. Awalnya bernama Progresa, itu dimulai pada tahun 1997 selama pemerintahan Zedillo (1996-2001). Progresa tertutup awalnya 0,3 juta rumah tangga dan diperluas menjadi 2,5 juta pada tahun 2000. Pada tahun-tahun awal, fokusnya adalah pada kota miskin pedesaan dengan kurang dari 2.500 penduduk yang memiliki minimal sekolah yang diperlukan dan fasilitas kesehatan untuk kondisionalitas yang akan diterapkan. Administrasi Fox (2001-2006) berubah nama dari program untuk Oportunidades, memperluas keanggotaannya untuk lima juta rumah tangga penerima pada 2004, dan diperpanjang cakupannya untuk memasukkan lokasi perkotaan kecil dengan 2.500 untuk 14.999 penduduk pada tahun 2001, dan untuk semua daerah perkotaan satu tahun kemudian.
Transfer ini memiliki tiga komponen dasar, dua di antaranya adalah bersyarat dan satu non bersyarat. Rumah tangga manfaat dari Oportunidades menerima transfer tanpa syarat dalam jumlah 250 peso ($ 32/Rp 435,520,-) per orang dewasa lanjut usia dalam rumah tangga.
Selain itu, rumah tangga menerima transfer dukungan makanan dari 189 peso ($ 24/Rp 326,640,-) tergantung pada hadir sesi pelatihan tentang gizi dan kesehatan. Transfer yang lebih substantif, meskipun, adalah beasiswa yang diberikan kepada anak-anak dan orang dewasa muda di kelas tiga sampai 12. Beasiswa tersebut tergantung pada kehadiran di sekolah dan pemeriksaan kesehatan; sekolah mengesahkan pertama sementara klinik kesehatan membuktikan kepatuhan pada kedua.
            Nah, teman-teman bisa dipastikan bahwa Program Keluarga Harapan yang sedang kita jalani sekarang ternyata sudah lebih dahulu di negara lain. Yang membanggakan bahwa persyaratan yang dibuat, hampir sama, namun yang membedakannya adalah jumlah bantuannya yang berbeda.


Dear Pendamping
Program Keluarga Harapan di Kabupaten Manggarai Timur sudah berjalan hampir memasuki usia empat tahun. Ada begitu banyak cerita yang terekam di memori kita semua. Sekedar berceloteh, masihkah memori itu tertata rapi? Jika ada, ceritakan pada semua orang, agar mereka tahu, betapa mulianya menjadi seorang Pendamping. Menjadi pendamping bukan pada bagaimana ia berjalan melewati lintasan terjal yang sewaktu-waktu akan jatuh dan bangun untuk melanjutkan perjalanan. Bukan bagaimana ia melewati banjir bandang dengan menggerutu, Tuhan tolong saya. Atau bukan bagaimana ia penuh was-was jangan-jangan motornya macet atau kehabisan bensin di tengah jalan. Atau bukan bagaimana ia menyelesaikan tugas administrasinya di Fasdik dan Faskes. Atau bukan bagaimana ia, begitu bernafas lega ketika sms Banking membangukannya di pagi hari. Atau bukan bagaimana ia harus merelakan istri dan anak ditinggal walau hanya sehari atau dua atau tiga hari. Akan tetapi, bagaimana Pendamping membangunkan keluarga-keluarga yang sangat membutuhkan di jamah dan dituntun. Bagaimana Pendamping meyakinkan kesejahteraan hidup sebagai cahaya kehidupan yang membahagiakan. Bagaimana Pendamping dengan segala keterbatasannya membawa mereka keluar dari rantai. Membuka ikatan dan melepaskannya, walaupun membutuhkan waktu yang panjang. Namun, yakinlah kita akan selalu berjalan bersama. Bersama kita mampu meretasnya. Bersama kita membuka jeruji yang meliliti KSM.

Dear Pendamping,
Diakhir surat terbuka ini, saya kembali membuka memori tahun-tahun yang berlalu. Ada gendrang yang ditabuh dengan gemerincing yang bernyanyi riang pada gumpalan cerita yang tersisa. Kini, kita memasuki usia yang keempat dalam perjalanan bersama kita. Lelahkah kita? Entahlah nuranimu sendirilah yang mampu menjawab. Di jalan penuh terjal, kadang kita merasa lelah dan menggelantung pada kenyataan bahwa anak-anakmu memintamu membelikan jajan, your wife menawarkan dengan penuh romantis, ayah malam ini kita makan di luar. Apa jawabanmu. Diamkah? Tensi naikkah? Atau membuka jurus sekedar meyakinkan bahwa ototmu bisa mengalahkan semuanya? Atau berlari keluar sekedar menghindari jawaban atau pertanyaan lanjutan. Ataukah raut muka tidak bersahabat dengan sesekali menghela nafas panjang. Ataukah dengan polos dan jujur, katakan tidak. Ataukah merasionalisasi dengan argumentasi penuh intrik. Entahlah jawabannya ada dinuranimu semua. Mungkin hanya bisa katakan kita menunggu. Menunggu dan menunggu.
Sebelum saya menutup rangkaian bait-bait ini, izinkan saya untuk menyampaikan maafku untukmu semua, mungkin ada goresan hati ini membuatmu marah, cembrut, galau. Maafku juga untuk semua informasi yang datang dengan tiba-tiba. Terimakasih juga untuk canda dan tawanya. Kita akan selalu bersama mengarungi bahtera Komitmen ini menuju kesuksesan.
Selamat pagi PKH!! Selamat pagi PKH!! Selamat pagi PKH!!

Sincerely yours            


Efrem Dianto, S. Fil, M. Th 
(KORKAB Manggarai Timur)


[1] Dureng dalam bahasa manggarai yang artinya musim hujan

1 komentar:

  1. Slmt sg,kpada bpak penyelenggara program(PKH)maf,saya maubertax:nama saya,maria kiting,alamat galong desa watupari,kec.kota komba dan saya termasuk peserta pkh,yg terdaftar thn 2015.saat pencaiaran dana pkh pertam 2017 sampai 2019,saya blmpernah trima dg alasan(saya merantau).lalu kartu peserta pkh saya blm saya ambil(masi di pgang petugas pkh kab:manggarai timur.saya mautax kira2 bisa atau tidak pencairan dana tsbt mewakili saya dan seperti apa persaratanx trimakasi.sblm.

    BalasHapus